Kajian
Lingkungan SDN Landasan Ulin Barat 1
3 R ( Reduce, Reuse,
Recycle )
Pernahkah kalian membayangkan ketika
berada dilingkungan yang kotor, sampah bertebaran dimana-mana. Apa yang kalian
rasakan? Tentu akan merasa tidak nyaman
dan langsung meninggalkan tempat tersebut.
Pernahkan kalian menghitung berapa lama
waktu yang kalian habiskan di sekolah setiap harinya? Jawabannya akan beragam
tergantung jenjang pendidikannya, tetapi tidak akan kurang dari 6 jam sehari
kita berada di sekolah. Bayangkan kalau selama itu kita harus berada di
lingkungan yang kotor dan banyak sampah, alangkah tidak nyamannya.
Menurut definisi World Health
Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Undang-Undang
Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
Sekolah sebagai salah satu pusat
pendidikan bagi anak-anak negeri ini ternyata belum bisa sepenuhnya memberikan
lingkungan belajar yang nyaman dan mendidik. Beberapa bahkan puluhan spanduk
dan poster sudah dipasang, “Bersih itu Sehat”, “Kebersihan sebagaian dari
Iman”, “Buanglah sampah pada tempatnya”, “ Orang bijak buang sampah pada tempatnya”
,dan masih banyak lagi. Slogan yang sangat baik hanya akan menjadi hiasan tanpa
makna. Seharusnya, sekolah sebagai sebuah lembaga
pendidikan, sekolah adalah tempat anak bisa belajar dan menerapkan tentang tata
cara mengelola sampah yang baik, benar dan bermanfaat.
Sebagian slogan yang terpampang di sekolah
Sekolah Dasar Negeri Landasan Ulin Barat
1 sebagai salah satu sekolah favorit di kawasan Landasan Ulin dan Liang Anggang
Kota Banjarbaru, sangat berupaya dan terus menerapkan tata kelola sampah yang
baik, benar dan bermanfaat. Apalagi sekolah ini juga terpilih sebagai sekolah Adiwiyata
tingkat Kota Banjarbaru, keterpilihan itu menambah semangat untuk terus berbenah lebih
baik dan lebih keras lagi. Dengan warga sekolah (siswa, guru dan staf)
berjumlah lebih dari 900 orang, maka bisa dibayangkan betapa menggunungnya
sampah yang dihasilkan oleh sekolah setiap harinya. Sampah merupakan barang
sisa suatu kegiatan atau aktifitas manusia atau alam. Sekolah yang punya Motto
Lingkungan : GEMES DEH (Gerakan
Mengelola Sampah Dengan Hebat) ini mengangap sampah bukan ancaman tapi peluang.
Karakteristik
sampah di Sekolah
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah
terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum
sampah dapat dipisahkan menjadi :
- Sampah organik/mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting).
- Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet dan tanah.
Tumpukan
sampah yang tidak terkelola dengan baik
Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya
sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas,
plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun
pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan. Kantin
sekolah bisa menghasilkan sampah dari jajanan, seperti bungkus plastik kue dan
minuman, botol yakult, karton teh kotak, pembungkus ice cream, botol dan gelas
air mineral. Belum lagi kalau jajanan yang makan ternyata rasanya tidak kalian suka,
pasti kalian buang juga kan? Atau sisa makanan yang tidak habis. Padahal hampir
semua siswa SDN Landasan Ulin Barat 1 setiap hari jajan. Walhasil, pasti sampah
yang dihasilkan
dari kantin jumlahnya banyak sekali. Padahal sampah yang kalian hasilkan tidak
semuanya bisa hancur kalau dibuang. Sampah plastik tidak akan hancur walau
telah kalian buang ratusan tahun. Kalau semua orang membuang sampah plastik,
lama kelamaan lingkungan bisa dipenuhi sampah plastik.
Tata
Kelola Sampah yang Baik, Benar dan Bermanfaat.
Sampah tidak selalu berdampak buruk.
Bahkan ditangan yang tepat, sampah dapat menjadi barang yang berguna. Yang
diperlukan adalah tata kelola yang baik, benar dan bermanfaat.
Tata kelola sampah yang mulai
diterapkan di SDN Landasan Ulin Barat 1 meliputi Prinsip 3 R yaitu Reduce,
Reuse dan Recycle. Jurus ini di anggap cukup mumpuni untuk mengatasi sampah
lebih dari 900 orang warga sekolah. Bagaimanapun mind set tentang
sampah harus diperbaharui, sampah bukan ancaman tapi peluang.
Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi
segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah
yang sudah ada. Itu juga bisa
berarti pemotongan penggunaan sumber daya alam. Aktivitas reduce dapat
dimulai dari hal-hal yang sederhana di sekolah. Misalnya mematikan lampu apabila
tidak terlalu perlu karena pencahayaan di kelas cukup cahaya matahari,
mematikan televisi apabila sudah tidak ada yang menonton, memastikan kran air
tertutup sempurna ketika selesai menggunakan dan masih banyak lagi, yang semua
hal sederhana yang ksering kita abaikan.
Manajemen sekolah sangat menyadari
apabila tidak ada langkah nyata dalam pengurangan sampah di sekolah maka
menciptakan kepedulian terhadap lingkungan hanya mimpi belaka. Andai setiap 1
orang warga sekolah menghasilkan 1 – 2 ons sampah tiap harinya, maka dalam
sehari kita mendapatkan sampah 2 x 900 = 1.800 0ns atau sama dengan 180 Kg setiap hari. Berapa
kalau seminggu? Sebulan? Setahun?. Bisa-bisa sekolah tertutup oleh
gunung-gunung sampah. Ada beberapa kebijakan yang diambil oleh manajemen
sekolah dalam pelaksanaan prinsip reduce ini antara lain ;
a. Kantin
dan pedagang yang ada di sekolah hanya menyediakan makanan yang dikemas dalam
kemasan ramah lingkungan. Minuman di kemas dalam bentuk gelas yang setiap kantin
/ pedagang mempunyai ciri/tanda berbeda. Penggunaan plastik di”haramkan” di
sekolah.
b. Menempelkan
poster / slogan penghematan di setiap titik vital keborosan terjadi, misal di
kran air, sekring listrik, kamar mandi, wc, dapur dan setiap ruangan.
c. Mengadakan
kegiatan “Sabtu bersih” secara rutin, bahkan kegiatan ini tidak hanya
melibatkan siswa dan guru tetapi juga para orangtua siswa. Kegiatan ini dapat
menularkan “virus” peduli lingkungan.
d. Mengagendakan
pemilihan Duta Lingkungan Sekolah dari tiap kelas. Duta ini nanti bertugas untuk mengampanyekan
kepada teman-temannya dan lingkungan tempat tinggalnya untuk terus peduli dan
menjaga lingkungan.
e. Membuat
kelompok-kelompok yang diberi nama “GEMES DEH” yaitu kelompok siswa yang
dibimbing seorang guru untuk mengelola sampah dengan hebat.
f. Mengagendakan
workshop tentang 3 R (reduce, reuse dan recycle) baik di internal maupun
ke sekolah lain, terutama sekolah-sekolah imbas.
Kegiatan sabtu bersih yang selalu rutin dilaksanakan
Intinya, tindakan
pertama untuk kelola sampah adalah dengan tidak membuat sampah dan melibatkan semua elemen warga
sekolah dalam mengelola sampah. Walaupun kadang ada
orang apriori dan nyelutuk,
mengapa harus susah-susah mengelola sampah, tinggal kumpukan dan
dibakar. Pembakaran sampah plastik maupun organik bisa
menyebabkan pencemaran udara yang bersifat karsinogenik.. Karsinogenik adalah salah satu zat yang dikenal memiliki
sifat pemicu penyakit kanker. Tentu kita tidak ingin mengatasi satu masalah
tapi dikemudian hari malah mendatangkan seribu masalah.
2. Reuse
Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan
sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai. Prinsip
reuse merupakan prinsip pengolahan sampah dengan menggunakan
kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan untuk fungsi yang sama maupun
fungsi lain. Pengolahan ini cukup baik untuk pengelolaan lingkungan. Contoh :
kertas yang digunakan bolak-balik akan menghemat kertas dan tidak langsung
membuang sesuatu yang masih punya nilai guna. Di SDN Landasan Ulin Barat 1 ,
reuse diaplikasikan dengan memanfaatkan sampai plastik ataupun
kertas menjadi barang yang bernilai seni
dan juga bernilai ekonomis.
3 3. Recycle
Recycle
berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru
yang bermanfaat. Tetapi memang tidak semua sampah bisa di olah kembali, oleh
karena itu tahap awal dimulai dari pemilahan sampah berdasarkan karakteristik
sampah tersebut.
SDN Landasan Ulin Barat 1 sudah memulai
tahapan tersebut dengan menyediakan tempat sampah yang terpisah (sesuai
karakteristik) disetiap ruangan. Ada beberapa tahapan yang dilakukan antara
lain ;
Tahap pertama, pihak sekolah sudah
menyediakan tempat pembuangan sampah yang terpisah, organik dan non organik di
setiap ruangan. Sebelumnya semua warga sekolah sudah disosialisasikan tentang
aturan pemilahan sampah ini.
Tahap kedua, ini yang sedang kami bangun
yaitu tempat pembuangan akhir sampah dengan konsep pengomposan. Jadi sampah
yang sudah tersaring sedemikian rupa tidak hanya menjadi onggokan tiada arti.
Tahap ketiga, kami sedang merintis bank
sampah sekolah menjadi ikon perubahan pola piker warga sekolah pada khususnya
dan masyarakat sekitar pada umumnya, agar sampah tidak menjadi masalah, tapi
menjadi berkah. Melalui bank sampah sekolah warga sekolah dapat proaktif
membasmi atau minimal mengurangi volume sampah yang menumpuk di lingkungan
sekolah. Harapannya nantinya, siswa akan semakin memahami bahwa sampah bukan
hanya bisa jadi musuh yang dapat mendatangkan berbagai macam bencana, tapi
sampah juga mampu mendatangkan manfaat ekonomi bagi mereka. Memang program bank
sampah ini tidak semata untuk mendatangkan profit, tapi lebih kepada menanamkan
semangat dan jiwa entrepreneur kepada siswa.
Memang
masalah sampah tidak akan ada habisnya, selalu saja akan ada. Tetapi kami haqqul
yaqin bahwa dengan sistem tata kelola yang baik, benar dan bermanfaat,
sampah bukan ancaman tapi peluang. Peluang dalam bidang ekonomis, seni dan
bidang pendidikan utamanya. Pilihan ada di tangan kita, mau “kaya” dengan
sampah atau mau “sakit” dengan sampah.
Banjarbaru, Juli 2013
Mengtahui Tim
Kajian Lingkungan
Kepala Sekolah Pelaksana
Khairaty, S.Pd,MM Muhammad
Muhransyah, S.Pd
NIP 19660412 198703 2 010 NIP
19851202 201001 1 009